Masih terngiang pada pendengaran kita. Masih belum lepas dari pandangan kita. Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 30 Septeber 2009 dengan kekuatan 7,4 skala richter. Telah memporak porandakan Padang Pariaman Sumatra Barat. Inprastrutur, sarana umum, dan berbagai fasilitas lain telah hancur. Bahkan ratusan korban jiwa dan luka-luka. Di Indonesia, gempa Padang bukan kali pertama. Tetapi banyaknya korban tetap belum terkandalikan. Kita ingat saja gempa yang terjadi di Banggai tahun 2000. Di Papua tahun 2002. Tahun 2004 terjadi di Nabire Papua dan Alor NTT. Tahun itu juga terjadi gempa bumi dan tsunami di NAD dan Sumatra Utara. Jogyakarta tahun 2006. Tahun 2009 terjadi di Jawa Barat, sebulan sebelum terjadi di Padang itu. Semuanya banyak memakan korban jiwa.
Indonesia memang tidak bisa menghindar dari gempa bumi. Di sinilah pentingnya kita perlu mengerti, memahami bahkan menyelidiki agar akibat yang ditimbulkannya dapat diramalkan dan penaggulangannya dapat segera dilakukan.

Gempa berpotensi terjadi di Indonesia
Gempa adalah sentakan asli pada kulit bumi yang terjadi akibat peristiwa Tektonisme, vulkanisme, ataupun runtuhan sebagian bumi secara local. Bersumber dari dalam bumi ke permukaan bumi. Pada saat terjadi gempa kita tidak tahu menghindar ke mana untuk menjahui sumber gempa.
Gempa bumi yang terjadi di Indonesia kebanyakan merupakan akibat dari aktifitas lempeng tektonik. Di dunia ini ada 3 lempeng besar yang disebut dengan lempeng tektonik. Yaitu dengan Indo-australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng-lempeng itu selalu mengalami pergerakan. Selama bergerak, lempeng-lempeng ini mengumpulkan energi. Energi ini akan keluar jika lapisan kulit bumi tidak mampu lagi menahannya. Gerakan lempeng tektonik yang konvergen atau searah, dapat menimbulkan terjadinya tumbukan. Indonesia merupakan wilayah pertemuan 3 lempeng yang saling bergerak tersebut. Di wilayah inilah merupakan pusat terjadinya gempa bumi. Karena inilah Indonesia sangat berpotensi terjadi gempa.
Wilayah perbatasan antara lempeng indo-australia dengan lempeng Eurasia berada pada wilayah perairan laut Indonesia. Dengan dicirikan adanya palung laut disepanjang wilayah itu. Kalau kita lihat dalam peta, mulai dari lepas pantai barat Sumatra, Selatan Jawa sampai NTB, NTT, Maluku dan Papua. Sulawesi merupakan perbatasan antara lempeng Eurasia dengan lempeng Pasifik. Dengan demikian di Indonesia nyaris hanya pulau Kalimantan yang luput dari gempa. Hal ini memang karena letaknya yang relative jauh dari perbatasan itu. Gempa bumi yang bersumber dari bawah laut dapat menimbulkan gelombang besar yang disebut Tsunami. Gelombang tsunami pernah terjadi di Indonesia, yaitu ketika meletusnya gunung Krakatau pada tahun 1883 yang menelan korban 40.000 jiwa dan di sebelah barat pantai Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang menelan korban jiwa lebih dari 200.000 jiwa serta menghancurkan tatanan geografi yang ada di sana.

Belajar dari Pengalaman
Dari gempa yang pernah terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, baik mengenai jenisnya, besarnya gempa maupun kerusakan dan korbannya, mestinya bangsa Indonesia dapat menarik suatu pengalaman. Dengan demikian kerusakan dapat diperkecil, korban jiwa dapat minimalisir serta penanggulangan dapat segera dilakukan. Disinilah pentingnya peran dari berbagia pihak. BMKG terus mengembangkan penelitian dan menentukan pancegahan secara teknologi, pemerintah selalu memberikan sosialisasi dan masyarakat selalu bersiap diri dan mengantisipasi. Karena dengan teknologi mestinya kita dapat menyesuaikan antara struktur tanah di setiap daerah dengan kontruksi bangunan yang ada di daerah tersebut.
Sebetulnya secara gampang saja, kerusakan akibat gempa itu dapat ditentukan oleh beberapa hal. Antara lain :
•    Besarnya gempa
•    Kedalaman pusat gempa ( hiposentrum )
•    Struktur lapisan tanah
•    Konstruksi bangunan yang kurang memadai
Seperti yang terjadi di Jogyakarta, penulis melihat bangunan yang rusak/roboh akibat gempa, rata-rata merupakan rumah yang terbuat dari kayu. Tanpa pondasi dan dinding rumah yang kokoh. Kondisi seperti ini cenderung menambah korban luka bahkan jiwa.
Dengan mengadministrasikan besarnya gempa disetiap wilayah, tingkat kerusakan serta penelitian struktur tanah, kita dapat menentukan konstruksi bangunan yang tahan gempa. Dengan demikian paling tidak kerusakan akibat gempa dapat ditekan., korban dapat diminimalkan.
Untuk membuat rumah yang tahan gempa misalnya. Kita tidak usah berpikir yang berbelit belit. Yang penting ada pondasi yang kuat, ada pilar-pilar beton, ikatan dinding kuat, ada sabuk dan yang paling penting lagi harus ada kuda-kuda. Kita harus berprinsip berani sedikit menambah biaya daripada memperbaiki setelah terjadi gempa.

Gempa dalam Pembelajaran
Gempa bumi tidak hanya terjadi di wilayah Indonesia. Tetapi juga terjadi di Negara Negara lain dibelahan dunia. Misalnya Jepang, Piliphina bahkan Amerika Serikat. Sekedar untuk acuan, di Jepang gempa bumi sudah dijadikan materi pembelajaran mulai dari taman kanak-kanak. Dengan demikan masyarakat diberbagai tingkat usia mengerti dan paham betul dengan gempa bumi. Mereka paham betul apa yang harus dilakukan sebelum, saat dan bahkan setelah terjadinya gempa.
Sedikit saran yang harus anda lakukan sebelum, saat dan setelah terjadi gempa

Sebelum terjadi gempa :
1.    Kenali lingkungan dimanapun berada, terutama jalan keluar masuk sewaktu waktu musibah datang
2.    Usahakan bertempat tinggal di dalam bangunan yang tahan gempa, agar sempat menghindar jika sewaktu waktu gempa terjadi
3.    Pastikan tempat tinggal aman dari gas ataupun kompor yang mudah menimbulkan kebakaran jika terkena api
Saat gempa terjadi :
1.    Jika berada dalam bangunan, lindungi diri dari runtuhnya berbagai benda dengan berlindung di bawah meja atau yang lain, Jangan dekati benda-benda penyebab luka seperti kaca ataupun benda tergantung yang dapat jatuh dan berlarilah keluar jika masih memungkinkan
2.    Jika berada di luar rumah carilah tempat yang bebas, jauh dari pohon, tiang listrik, gedung dan lain-lain. Hindari jika tempat berpijak terjadi rengkahan. Jangan segera masuk ruangan sebelum dipastikan aman
3.    Jika berada di daerah pantai, waspadai tingginya permukaan air laut untuk memastikan kemungkinan terjadinya tsunami
Setelah terjadi gempa :
1.    Periksalah kerusakan bangunan yang mungkin terjadi
2.    Teleponlah seseorang jika perlu bantuan segera
3.    Periksalah lingkungan sekitar dan dengarkan informasi dari pemerintah
4.    Waspadai adanya gempa susulan
5.    Untuk daerah pantai, jika air laut surut jauh dari surut keseharian, segeralah menuju daerah yang tinggi untuk menghindar dari kemungkinan terjadinya tsunami
Semakin mengakrabi gempa, bangsa Indonesia akan semakin terlepas dari kepedihan dan kesedihan yang mendalam akibat gempa. Amin…amin….amin….

   
Oleh : Drs. Siswondo