Minggu, 4 Oktober lalu merupakan moment yang tidak terlupakan bagi anggota KIR (Karya Ilmiah Remaja) SMANDU”ONE”. Kelompok belajar yang fun ini, lagi-lagi melakukann penelitian di alam terbuka. Kalu tahun lalu pernah singgah ke Gunung Fivestone (Watulimo) dan Pantai Pasir Putih. Tahun ini anggota KIR singgah ke Sendang.
Sendang merupakan nam daerah yang ada di Tulunggagung yang merupakan satu-satunya perkebunan teh yang ada disana. Perkebunan the yang dulunya merupakan milik Puskopat atau Puskodam Brawijaya itu, sekarang telah menjadi milik masyarakat sekitar. Bekas pabrik yang dulunya untuk mengolah the, sekarang tinggal bekas puing-puing yang tercecer tak bertuan. Dan dikelilingi oleh semak-semak liar yang menjadi habitat banyak binatang.
Apabila teman-teman semua nantinya hendak singgah ke Sendang dan ingin melihat pengelolahan the secara langsung. Tak usah khawatir,meskipun pabriknya sudah tidak bisa digunakan untuk peneglolahan teh. Tetapi masih ada home industri pengelolahan the. Salah satunya adalah rumah Pak Jiwo, pria setengah baya ini memiliki usaha the yang dikerjakan oleh keluarganya sendiri. Selain menholah dan memiliki perkebunan, beliau tidak menjual seluruh tehnya ke pemasok. Beliau juga menjual the untuk pengunjung. Beliau menjual dua macam teh. Teh hijau dan teh merah. Selain itu beliau juga menjual dan menerima pesanan benalu teh, yang bermanfaat menyembuhkan bermacam-macam penyakit, seperti diabetes.
Rasanya kurang lengkap apabila singgah ke Sendang pulang tanpa membawa sebungkus the seharga Rp 5.000,- s/d Rp 10.000,-. Hampir semua anggota KIR membawa oleh-oleh teh. Tapi tak jarang pula yang membawa berbagai macam tanaman. Untuk anggota KIR, tingkatkan terus fun study.
Sendang merupakan nam daerah yang ada di Tulunggagung yang merupakan satu-satunya perkebunan teh yang ada disana. Perkebunan the yang dulunya merupakan milik Puskopat atau Puskodam Brawijaya itu, sekarang telah menjadi milik masyarakat sekitar. Bekas pabrik yang dulunya untuk mengolah the, sekarang tinggal bekas puing-puing yang tercecer tak bertuan. Dan dikelilingi oleh semak-semak liar yang menjadi habitat banyak binatang.
Apabila teman-teman semua nantinya hendak singgah ke Sendang dan ingin melihat pengelolahan the secara langsung. Tak usah khawatir,meskipun pabriknya sudah tidak bisa digunakan untuk peneglolahan teh. Tetapi masih ada home industri pengelolahan the. Salah satunya adalah rumah Pak Jiwo, pria setengah baya ini memiliki usaha the yang dikerjakan oleh keluarganya sendiri. Selain menholah dan memiliki perkebunan, beliau tidak menjual seluruh tehnya ke pemasok. Beliau juga menjual the untuk pengunjung. Beliau menjual dua macam teh. Teh hijau dan teh merah. Selain itu beliau juga menjual dan menerima pesanan benalu teh, yang bermanfaat menyembuhkan bermacam-macam penyakit, seperti diabetes.
Rasanya kurang lengkap apabila singgah ke Sendang pulang tanpa membawa sebungkus the seharga Rp 5.000,- s/d Rp 10.000,-. Hampir semua anggota KIR membawa oleh-oleh teh. Tapi tak jarang pula yang membawa berbagai macam tanaman. Untuk anggota KIR, tingkatkan terus fun study.

This entry was posted on Sabtu, 12 Desember 2009 , 04.17 and is filed under KIR,School Event. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.